Dalam Pelajaran PUNCAK Spiritualitas, Para praktisi spiritual akan mengenal adanya istilah Sang GURU SEJATI.
Siapakah Sesungguhnya Beliau..?
Di dalam pengajaran beberapa AGAMA di dunia, Puncak TINGKATan pembelajaran umat penganutnya adalah PENGENALAN JATI DIRInya, yang didapat melalui PeNGAJARan dari Sang GURU SEJATI..,
Dalam ISLAM di kenal sebagai NUR MUHAMMAD/Nurun ‘Ala Nurin/Dewa Ruci(Sukma Kawekas Sang Sakti Mandraguna Ruh Suci yang berasal Langsung dari Tuhan yang nantinya kembali Kepada yang menCIPTAkan dan mengADAkannya), Dalam Kristen Disebut ROH KUDUS, Dalam Budhisme Dikenal Dengan Nama SANG BUDDHA, dan Dalam Hinduisme Di kenal Sebagai ATMAN.
Dalam Istilah NEW AGE SPIRITUALISM dikenal dengan Nama HIGHER SELF (Pribadi Tertinggi).
Guru Sejati adalah Sang Ruh yang Berasal dari-Nya dan Memang Merupakan Bagian dari-Nya , yang ada Di setiap MAKHLUK Ciptaan-Nya.
Saat KeSADARan ini mulai BANGUN , Diri Manusia akan MeNYADARi Eksistensi PenCIPTAan Dirinya dan mulai mencari PERAN Dirinya itu didalam Kehidupan. Dalam PROSES PEMBELAJARAN ini Diri Manusia membutuhkan GURU-GURU Wujud yang akan Membantunya, Menggali JATI DIRI beserta Fungsi dan Peranan kehidupannya saat Ini. Saat Diri sudah Memahami ESSENSI Penciptaannya, maka MELALUI NURANI nya mulai akan menerima PeNGAJARan-peNGAJARan melalui GURU GHAIB. Disinilah BERBAGAI Misteri Kehidupan Mulai Dapat terBuka. Diri akan mampu memandang semua peristiwa dengan berbagai sisi-sisinya, Dan mampu menerima Dualitas dalam Diri sendiri dan diri Setiap Insan Ciptaan-Nya dan Juga berbagai peristiwa yang ada.
Bimbingan Sang GURU GHAIB akan membawa Diri pada KESADARAN SEMESTA dimana Misteri Alam Raya Terkuak dan mampu Di Fahami dengan sempurna.
Saat KeSADARan SEMESTA telah tercapai dan sekat-sekat Nurani terlepas dan ALTAR VISHNU telah memancarkan CAHAYA-Nya, maka Sang GURU SEJATI (ATMAN) akan menuntunnya untuk pencapaian MANUNGGALING KAWULO MARANG GUSTI atau BERSATUNYA ATMAN DENGAN BRAHMAN mencapai kebahagiaan NIRWANA/SURGA yang ada diSISI-Nya.
Sangkan Paraning Dumadi atau Tujuan Kita Hidup di Dunia MAYAPADA ini adalah NIRWANA/SURGA kebahagiaan sejati yang berADA diSISI-Nya, Terlepasnya Jiwa dan Diri Dari Lingkaran Samsara Cokro Manggilingan Reinkarnasi Materi, dan Bersatu selamanya dengan Sang PENCIPTA Diri. Inilah Tujuan Akhir para Pejalan Cahaya Spiritual.
Jika Yang Sampai ke Matahari adalah Ujung Cahaya Matahari itu sendiri. Maka melalui ujung Cahaya Matahari itu, jika ditelusuri dan diikuti arahnya maka sampailah pandangan akan mengarah untuk sampai kepada sumber Cahaya itu yaitu Matahari.
Mengapa Istilah NUR/CAHAYA dikaitkan dengan dunia Spiritual dari Keyakinan dan agama..?!, Sebagai contoh, Cahaya Allah disebut Nur Allah. Kitab Suci disebut Nur Kalam Allah. Rasul disebut Nur Rasul/Cahaya Rasul. Iman disebut Nur Iman/Cahaya Iman. dll. Karena NUR/Cahaya berhukum menyibak gelap dan menjadi media untuk melihat sesuatu yang ditutupi oleh gelap. Dengan Nur Agama/Iman diharapkan Diri Manusia dapat melihat jalan kembali kepada Tuhan dan terhindar dari kegelapan Hati sehingga tidak dapat melihat kebenaran. Dalam Satu Frekwensi, satu getaran, dan satu gelombang WASILAH/PORTAL PENGHUBUNG RUANG dan WAKTU yang dibentangkan oleh Tuhan diperuntukan kepada Diri Manusia agar segala gerak hidup dan kehidupannya yang semuanya untuk kepantasan dan kelayakan sang Diri Manusia, agar bernilai pantas dan layak untuk dapat diterima Kembali Pulang disisi Sang Maha Suci karena dulunya ia/Diri itu Suci. Melalui Tapa Brata, Meditasi, Suluk Ruhani menempa Diri dalam bimbingan Guru Sejati dan Guru Ruhani. Metode dan cara pelaksanaannya masing-masing agama dan keyakinan keimanan memiliki cara/metodenya sendiri-sendiri sesuai tuntunan dan aturannya masing-masing.(ObieGoes)