Sukoharjo, Kartasura memasuki bulan Ramadhan 1443 H/ 2022 M, Saudaraku tidak lelah dan tidak bosan kita untuk saling mengingatkan, semua itu agar demi kita tidak terlalu jauh keluar dari jalur kebaikan dan meninggalkan menjauhi kebenaran yang dikehendaki Tuhan.
Jika kita percaya bahwa HIDUP kita ini BUKAN HADIAH.., Tapi keSEMPATan yang diBERIkan kepada kita untuk memBANGUN IMAGE JATI DIRI kita. Memantaskan DIRI atas PILIHan HIDUP kita yang kita INGINkan kelak dikeHIDUPan ABADI kita.
Jika HIDUP ini HADIAH, tentu kita TIDAK DiMINTAi TANGGUNG JAWAB atas HIDUP yang telah DiHADIAHkan. Tapi kenyataanya lain. Ada SURGA dan NERAKA dalam kisah HAYATi keIMANan yang masing-masing kita telah kita YAKINi. Kita sekedar mengingatkan selebihnya UP TO YOU… terserah pilihan masing-masing.
Belajar kita dari peribahasa..,
BISA KARENA BIASA..?!!
Apa ARTInya…?!!.
Setelah menelisik kamus peribahasa, dalam peribahasa itu bermakna ” BISA = RACUN “, Jadi, Bisa atau racun pun akan kalah atau kehilangan daya ketika seseorang sudah terbiasa memakannya. Mula-mula orang itu makan sedikit, lalu dosisnya ditambah sehingga lama-lama ia menjadi kebal terhadap racun itu.
Peribahasa tersebut apabila dikaitkan dengan sesuatu yang tidak baik akan bermakna kurang baik pula, sebagai contoh perilaku kebiasaan yang sering kita lakukan yaitu perbuatan buruk itu ibarat racun atau bisa yang jika sedikit-sedikit dilakukan, lama-lama membesar sehingga menjadi kebiasaan. Seseorang menjadi imun terhadap rasa bersalah dan rasa berdosa.
Perumpamaannya persis dengan mereka yang menggunakan narkoba.
Nah.., terkejutlah saya ketika membaca penjelasannya di KBBI. Kamus susunan Badan Bahasa, ternyata mengartikan peribahasa secara berbeda. Keteranganya diambil dari kata ” BISA ” yang berarti dapat (bisa = mampu = dapat). Sedang ” BIASA ” bermakna perbuatan yang sukar, kalau sudah biasa dikerjakan, tidak terasa sukar lagi, kalah kepandaian oleh latihan.
Duh…, Apakah pada peribahasa yang diciptakan pada masa lampau juga mengalami pergeseran makna layaknya Budaya dan pola pikir Manusia…? Apakah kata ” BISA ” yang berarti ” DAPAT ” itu bersamaan munculnya dengan kata ” BISA ” yang berarti ” RACUN “…?.
Namun, perlu diketahui proses terciptanya peribahasa tentu tidak asal menyusun. Pasti menggunakan referensi, pengetahuan, serta wawasan kebahasaan yang tinggi. Banyak kata di dalam peribahasa adalah kata-kata arkais (kuno), contohnya kata ” lancung ” pada peribahasa ” Sekali lancung keujian, seumur hidup orang tak percaya. ”
Apa arti ” lancung “.….?
Lancung sama dengan ” palsu “. Vaksin lancung sama dengan vaksin palsu. Ya, tentu kita yang tidak pernah memahami makna itu akan bertanya-tanya atau menebak-nebak apa itu ” lancung “.
Peribahasa adalah contoh kekayaan dan keandalan literasi bangsa Indonesia. Sayangnya diantara kita makin banyak yang tidak memahami arti sebenarnya. Akhirnya, kita keliru dalam mengartikan dan menggunakanya.
Saudaraku.., jika BISA = RACUN = DAPAT…, Mari kita masukan keBAIKan didalam hidup kita agar warna hidup kita menjadi BAIK karena RACUN BAIK membangun IMUN BAIK dan DAPAT BAIK karena LATIHAN BAIK . (ObieGoes)