Menyikapi soal Gelar Master dalam dunia beladiri yang kadang hot di medsos, serta banyaknya pertanyaan (baik inbox maupun telf langsung), baiklah akan saya coba jelaskan menurut pandangan saya.
Arti kata Master menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah orang yang memimpin orang lain; yang utama, yang paling tinggi (pandai, cakap, dan sebagainya) di antara yang lain; juara (misal olahraga catur).
Sedangkan dalam Bahasa Inggris (kata benda) arti kata master adalah : tuan rumah; nakhoda (of a ship); pemilik; jagoan (at a skill, sport) ;tuan ; ndoro (anak laki-laki yang belum dewasa) ; orang yang mempunyai kekuasaan.
Orang yang menguasai suatu keahlian juga bisa dikategorikan seorang master.
Kalau menurut pandangan saya ,Master beladiri adalah gelar penghormatan yang diberikan kepada seseorang atas dasar mempunyai skill yang luar biasa ,prestasi, reputasi(nama baik), dedikasi bertahun-tahun (dari segi usia) dan kecintaan kepada ilmu beladirinya tanpa batas waktu.Disamping itu juga atas pertimbangan sikap mental & moral yang bisa dijadikan contoh dan panutan murid-muridnya maupun orang lain.
Jadi percuma saja menjadi master jika kelakuannya tidak bisa menjadi contoh serta tidak bisa menjaga integritas (misalnya sex bebas, narkoba, tempramental , asusila , dan lain-lain).Bicara soal master kadang yang ada di gambaran benak kita adalah seseorang (biasanya guru) yang telah mencapai usia tertentu (tua dengan rambut memutih) yang menunjukkan kedewasaan bersikap, berkata dan bertindak. Idealnya memang seorang master adalah orang yang telah berusia cukup senior.
Karena kadang tidak pas dan lucu saja ada anak kecil atau pemuda dipanggil dengan gelar master. Meskipun sah-sah saja jika telah mampu memenuhi banyak kriteria untuk disebut seorang master.
Karena tingkat bakat, ketekunan dan kejeniusan seseorang beda-beda.
Seseorang tidak bisa dan tidak etis(memalukan) menyatakan diri atau melabelkan diri dengan embel-embel gelar master tanpa memenuhi kriteria dan syarat-syarat tertentu.Karena master itu sendiri kadang dikesankan sebagai seseorang yang mumpuni, ngetop ,ahli dan mahir luar biasa.Dan beberapa gelar master justru diberikan oleh orang lain ,lembaga atau organisasi beladiri dimana orang tersebut aktif, berkiprah dan berjasa sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Akan tetapi di beberapa aliran beladiri atau perguruan , gelar master merupakan gelar resmi bagi seseorang yang telah memenuhi kriteria sesuai dengan perguruan masing-masing.Bahkan setiap orang yang telah mencapai level pelatih dalam perguruan tertentu juga dipanggil dengan sebutan master.
Jadi wajar saja kalau ada yang bergelar master dan itu sah-sah saja dalam suatu intern perguruan.Meskipun kadang menimbulkan polemik dan bahkan mungkin dicemooh praktisi lain diluar perguruannya (yang tentu saja punya kriteria dan definisi sendiri soal master).Di beladiri tertentu seseorang yang telah mencapai tingkat (misalnya DAN) tertentu juga disebut master sesuai dengan aturan organisasi beladiri tersebut.
Di atas master ada Grand Master (Master yang telah mencetak banyak master).
Diatas Grand Master ada Great Grand Master (GM yang telah mencetak banyak GM).
Master atau bukan master tidaklah penting , yang penting tingkatkan dan tunjukkan skill, prestasi dan persaudaran sesama praktisi beladiri. Dan yang sudah bergelar master punya tanggung jawab moral yang harus terus dijaga ,dirawat dan ditingkatkan skill ,reputasi dan prestasinya.
Penulis Odi Purwanto
Praktisi dan Pecinta Seni Beladiri