Girimanik : Destinasi Wisata Baru Lereng Lawu Selatan

oleh
oleh

Wonogiri – Pundi wisata Parnaraya Group bertambah lagi, setelah Girimanik Mountain Camp (GMC) diresmikan oleh sang owner, tokoh masyarakat bertangan dingin asal Kecamatan Sidoharjo Suparno Parnaraya pada Senin, 27 Desember 2021 sore.

Spot wisata tersebut terletak di kawasan wisata Girimanik tepatnya di Dusun Ngrapah, Desa Setren, Kecamatan Slogohimo.

Tangan dingin Suparno Parnaraya mengubah lahan seluas 3.500 persegi tersebut menjadi tempat nongkrong yang Instagrammable dengan 13 gazebo dengan latar belakang hutan perawan lereng Lawu sebelah selatan.

Grand opening tersebut dihadiri Suparno Parnaraya beserta keluarga, sejumlah CEO Parnaraya Group seperti Tukirin Hasto Utomo, Sartono dan Sriyanto, Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Jawa Tengah Abdul Kholik, Ketua Asosiasi Pengusaha Rental Daerah (ASPERINDO) Didik Prasetyo, Ketua Ikatan Keluarga Gunungkidul Suyanto, General Manager Parnaraya Group Endang Istriningsih, Kepala Desa Setren Wisnu Jatmiko, Wakil Ketua Umum Paguyuban Keluarga Wonogiri (PAKARI) Lesna Purnawan, perwakilan Bank Jateng serta tamu undangan lainnya.

Dinginnya cuaca di tempat yang terletak sekitar 42 km dari pusat Kota Wonogiri berbanding terbalik dengan semangat dan antusiasme para undangan yang datang.

Dalam sambutannya, Suparno Parnaraya menceritakan sejarah tentang Girimanik Mountain Camp.

“Sedikit cerita tentang Girimanik Mountain Camp, lahan ini saya beli 4 tahun yang lalu saat itu masih ditanami sayuran,” ujarnya.

Aktif dalam kegiatan bernuansa alam seperti offroad dan camping, Suparno Parnaraya akhirnya mendapatkan ide untuk membuat tempat camping yang representatif.

“Kepikiran setelah sering ikut camping dan offroad setelah itu punya ide bagaimana mengembangkan kawasan wisata Girimanik yang begitu indah, kawasan sebelah utara milik Perhutani dan kawasan ini milik masyarakat dan waktu itu kami izin kepada Kepala Desa Setren boleh tidak kawasan ini di dikembangkan menjadi wisata camping dan tanggapan masyarakat baik sekali,” bebernya.

Suparno Parnaraya menambahkan pihak desa mengharapkan tempat tersebut diramaikan agar bisa membawa nama Desa Setren dan Kabupaten Wonogiri menjadi lebih hebat lagi. Jika para pengunjung membludak, pihak desa telah menyiapkan lahan seluas 4 hektar di sebelah utara untuk dijadikan lokasi camping.

Suparno Parnaraya ingin terus bergerak untuk membangun Kabupaten Wonogiri dari sektor pariwisata.

“Tempat ini akan kami pakai untuk mengembangkan potensi wisata Girimanik, Girimanik terkenal akan sayur-mayur terkenal akan cincau atau janggelan, ada juga ramuan herbal yang berkhasiat menghangatkan badan karena terbuat dari Jahe karya penduduk lokal yakni Mbak Ninik Suryani,” terangnya.

Suparno Parnaraya menegaskan Gazebo bisa digunakan untuk menginap para pengunjung, namun tidak boleh ada kegiatan asusila di tempat tersebut.

“Ini tempat camping tempat yang baik-baik untuk menikmati alam dan kami mempersiapkan satu mushola kecil, mushola Al-Ikhlas Parnaraya, tempat ibadah yang keempat pertama di Wonogiri kedua Pacitan ketiga di Matesih Karanganyar, tempat ini bukan untuk mesum, tempat ini untuk yang ingin menikmati alam,” jelasnya.

Suparno menambahkan GMC adalah sesuatu yang baru ada di Wonogiri, setelah Istana parnaraya, Kitagawa Pesona Bali, Sewurai, Ototrondolo dan Girimanik Mountain Camp nanti ada Mojoreno Floating Market, Bumi Suci dan Sendang Kamulyan.

Semoga apa yang kami bangun bisa bermanfaat untuk masyarakat Wonogiri dan sekitarnya, serta mendukung program Pemkab Go Nyawiji Sesarengan Mbangun Wonogiri,” tandasnya.

Abdul Kholik anggota DPD Jawa Tengah menuturkan dia merasa terhormat bisa hadir di tempat tersebut setelah mendapatkan undangan dari Suparno Parnaraya dan Lesna Purnawan.

“Saya ketika naik, sepanjang jalan ini luar biasa tim saya bilang ini seperti Khayangan. Hari ini saya bertemu dengan orang luar biasa dan melihat suasana yang indah di tempat ini,” katanya.

Abdul Kholik menceritakan sebelum sampai di GMC, dia bersama Ketua ASPERINDO Didik Prasetyo mengunjungi Istana Parnaraya, Masjid Ar Rasyid Parnaraya, Museum Sewurai, Kitagawa Pesona Bali dan Museum Ototrondolo dengan dipandu oleh Lesna Purnawan.

“Kabupaten Wonogiri beruntung mempunyai sosok Pak parno dan tim jejaknya jelas sekali ingin memajukan Wonogiri dan warganya,” ungkapnya.

Abdul Kholik juga menjelaskan tentang konsep poros segitiga pembangunan di Provinsi Jawa Tengah yakni Semarang, Solo dan Purwokerto.
Dimana sektor pariwisata akan menjadi point dengan masifnya pembangunan infrastruktur di Pulau Jawa.

Hadirnya Yogjakarta International Airport di Kulonprogo dengan 20 juta penumpang pertahun adalah pangsa pasar bagi sektor pariwisata.

“Saya ingin spot wisata Parnaraya dijual juga di Yogjakarta International Airport,” terangnya.

“Jadi kesimpulannya, masa depan Jawa terbesar ada di selatan dan Wonogiri menjadi simpul dari itu oleh karena itu hari ini adalah hari yang sangat penting untuk terus menyemangati terus memulai mengoneksikan potensi wisata di simpul selatan Jawa,” tegasnya.

Sementara Wisnu Jatmiko Kepala Desa Setren berharap kehadiran GMC membawa kebaikan bagi warga desa.

“Saya merasa bangga Pak Parno dan tim sudah mau untuk investasi disini, harapan saya ada Pak Parno Pak Parno lagi yang mau kesini untuk membangun desa ini karena dengan orang-orang hebat ini maka desa kami bisa maju karena kami menyadari keterbatasan kami,” tukasnya.

Dalam kegiatan tersebut juga dilaksanakan santunan bagi anak yatim dan lansia di sekitar GMC.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.