Wayang Babad Kartasura: Mengenang Perjuangan Pangeran Sambernyawa dalam Jumenengan Mangkunegara X

oleh
oleh
banner 468x60

SURAKARTA – Sebagai bagian dari peringatan tiga tahun Tingalan Jumenengan KGPAA Mangkunegara X, sebuah pagelaran wayang kulit bertajuk Pangeran Sambernyawa digelar di Pamedan Pura Mangkunegaran pada Februari 2025. Pertunjukan ini menjadi momentum penting dalam melestarikan sejarah dan budaya, khususnya kisah perjuangan dalam Babad Kartasura yang merekam perjalanan tokoh-tokoh besar dalam sejarah Jawa.

Inisiatif penyelenggaraan acara ini datang dari KRA Dr. H. Djuyamto Rekso Adiningrat, SH, MH., dengan menghadirkan dua dalang muda, Ki Tulus Raharjo, S.Sn., dan Ki Amar Pradopo, S.Kom., yang turut menampilkan kepiawaian mereka dalam seni pedalangan.

banner 336x280

Menurut Djuyamto, wayang Babad Kartasura memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan kisah-kisah Mahabharata dan Ramayana. Tokoh-tokohnya bukanlah sosok fiktif, melainkan figur nyata dalam sejarah. Salah satu di antaranya adalah Raden Mas Said, yang lebih dikenal sebagai Pangeran Sambernyawa. Sebagai seorang pejuang gigih melawan kolonialisme Belanda dan pendiri Pura Mangkunegaran, kisahnya menjadi inspirasi bagi banyak orang.

“Saya sangat mengapresiasi KGPAA Mangkunegara X yang telah menghadirkan wayang kulit sebagai bagian dari tradisi jumenengan. Ini bukan hanya hiburan, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap nilai-nilai perjuangan yang diwariskan Pangeran Sambernyawa,” ujar Djuyamto.

Lakon Pangeran Sambernyawa mengisahkan perjalanan Raden Mas Said dari peristiwa Geger Pacinan hingga keberhasilannya mengumpulkan pasukan di Wonogiri untuk melawan penjajah. Filosofi perjuangannya yang terkenal, “Sedumuk bathuk, senyari bumi ditohi pati”, menggambarkan tekadnya yang tak tergoyahkan dalam membela kehormatan dan tanah air.

Para dalang muda yang terlibat dalam pertunjukan ini berharap agar wayang Babad Kartasura dapat menjadi sarana edukasi bagi generasi muda, sehingga mereka dapat memahami sejarah dan warisan budaya leluhur.

“Ini adalah kesempatan berharga bagi saya untuk menampilkan kisah perjuangan besar Pangeran Sambernyawa. Semoga wayang ini bisa menjadi media pembelajaran bagi masyarakat tentang sejarah Mataram dan perjuangan para leluhur,” ujar Ki Amar Pradopo.

Dengan kehadiran generasi muda dalam pagelaran ini, wayang Babad Kartasura diharapkan dapat semakin dikenal luas dan terus diwariskan, sehingga nilai-nilai sejarah dan kebudayaan tetap hidup di tengah masyarakat.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.