RENUNGan KeTEGUHan CINTA… Cerita BULUH POHON BAMBU.

oleh
oleh

Sebuluh bambu tinggal bersama rumpunnya di sebuah desa dipinggir petak petak sawah.

Setiap hari dia melihat aktifitas yang melintas di depannya. Para petani hilir mudik, kereta kereta pangangkut, keluarga kerbau, sapi dan kambing bersama gembalanya, ibu ibu yang hendak ke pasar, dan anak anak kecil. Hidupnya bahagia dan nyaman hingga suatu hari dia melihat di kejauhan ada sosok baru. Para petani membuat orang orangan sawah, untuk mengusir burung yang sering mencuri padi yang menguning.

Orang orangan sawah itu sangat cantik, didandani seperti wanita petani, wajahnya dari batok kelapa dan rambutnya dari jerami berwarna kuning keemasan. Ia memakai selendang merah yang melambai lambai, dan baju berwarna cerah. Senyum selalu tersungging di bibirnya dan ia tidak pernah lelah bekerja. Buluh bambu tersebut jatuh cinta, dan tidak ada yang lain di hatinya selain orang orangan sawah tersebut. Hati buluh bambu tersebut menjadi merana, karena dia hanyalah buluh bambu yang terikat di rumpunnya. Dia tidak dapat menghampiri pujaan hatinya, padahal ia ingin melihatnya lebih dekat.

Seorang tukang kayu yang tinggal di desa suatu hari menyapanya,

“Wahai buluh bambu nan gagah, kenapa engkau bersedih…?

Engkaulah yang terindah di rumpunmu, dan engkaulah yang tertinggi diantara sanak saudara mu.”
Buluh bambu itu menjawab dengan sedih,

”Tukang kayu yang baik, aku sedang jatuh cinta, tidak ada apapun yang mampu menghentikan cinta ku.

“Tukang kayu tersebut  tersenyum dan berkata, “Kenapa engkau bersedih, cinta tidak sepantasnya membuat dirimu sedih bukan..? Cinta itu indah..”.
Buluh bambu tersebut menyahut,

”Ya tukang kayu, aku sedih karena aku hanya ingin dia yang ku cintai pernah merasakan cinta ku, meskipun dia tidak pernah tau aku mencintainya..”

“Siapa yang sesungguhnya kau cintai buluh bambu…? Gadis mana kah yang beruntung itu…?” tanya tukang kayu.

“Aku mencintai orang orangan sawah itu, wahai tukang kayu. Hati ku telah kuberikan seluruhnya untuk dia. Tapi dia tidak pernah merasakan cinta ku untuknya..” Jawab buluh bambu sambil merenung dalam dan memandang orang orangan sawah yang tengah melenggak lenggokkan tubuhnya dengan gembira.

Tukang kayu tersebut terdiam. Ingin rasanya membantu kesedihan buluh bambu itu, tetapi tidak akan mudah.
“Hmm.., apa yang bisa ku lakukan untuk mu wahai buluh bambu..?” tanya tukang kayu kemudian.

“Aku hanya ingin dekat dengannya. Melihatnya senyumnya dari dekat, dan memberikan aliran rasa sayang yang menghadirkan kesejukan  untuknya.” Jawab buluh bambu.

Setelah berpikir tukang kayu mendekat ke buluh bambu tersebut. “Buluh bambu yang baik, aku pikir aku mampu menolong mu, hanya akan sangat menyakitkan untuk mu..”

Buluh bambu tersebut langsung menggemerisikkan daun daunnya yang lebat, “Aku siap tukang kayu, apapun.. apapun akan ku lakukan untuk kekasih ku itu.”

“Baik”, kata tukang kayu, “Dengarkan baik baik. Akan kuberitahu urutan yang akan ku lakukan pada mu.. Pertama, kau akan ku cabut dan kupisahkan dari rumpun mu, kau akan ku potong potong menjadi ruas ruas kecil, kemudian kau akan kubersihkan, kau akan ku rendam dalam air. Kemudaian daun daun mu yang rimbun akan ku pangkas, dan duri duri kecil mu akan hu haluskan. Kemudian kau akan ku asap, akan ku panaskan supaya hama yang tinggal dalam diri mu mati, kemudian tiap celah pori dalam tubuhmu akan ku tutup, lalu kau akan ku letakkan diatas lumpur sawah, hinggak kau akan kotor.. Nah.. sampai sini dulu bagaimana..” tanya tukang kayu.

“Lakukanlah tukang kayu, karena tidak ada yang lebih berarti selain mencintai orang orangan sawah itu.” Jawab buluh tersebut dengan penuh semangat.
Kemudian,  tukang kayu itu mencari peralatan yang dibutuhkan, dan segera mengerjakan permintaan temannya buluh bambu tersebut.
Seperti yang dikatakan oleh tukang kayu, kesedihan yang menampar buluh bambu saat diangkat dan dipisahkan dari rumpunnya, dia yang awalnya merupakan bagian dari saudara saudaranya menjadi hanya sebuah buluh bambu. Ketika dengan parang tukang kayu memotong motong ruasnya dia menjerit kesakitan, setiap parang memutuskan tubuhnya menjadi bagian bagian yang lebih kecil.

Dia terengah ketika direndam di dalam air, dan merasakan dinginnya air yang melalui tubuhnya. Kemudian saat daun daunnya dicabut dan duri durinya dihaluskan, dia hanya mampu menggertakkan gigi dan mengeluarkan air mata. Saat rasa panas menghantamnya, rasa sakit tak terkira yang seperti tak kunjung usai. Tapi dia tetap tabah, hatinya hanya diarahkan untuk si orang orangan sawah itu.

Saat proses akhir, suatu proses untuk menutup pori pori kecil yang ada pada dirinya, tukang kayu itu menyapanya.

“Wahai bambu.., bagaimana keadaanmu. Apakah setelah mengalami banyak kesakitan engkau masih mencintai  orang orangan sawah itu…?”

“Tidak ada yang mampu manghentikan itu, tukang kayu. Aku malah bersyukur atas semua siksa itu, karena ini aku lakukan untuknya” Jawab bambu itu.

“Ada yang ingin ku sampaikan sebelum sentuhan akhir.” Kata tukang kayu. “Mungkin kau akan kecewa dengan keputusan mu. Dan tidak ada apapun yang dapat ku lakukan untuk mengembalikan hidup mu.” Tambahnya.

“Katakanlah wahai tukang kayu, ada apa. Apakah.. Apakah orang-orangan sawah itu mati…?” tanya bambu itu dengan cemas.

“Bukan,  bukan mati.. hanya, ada sebuah orang orangan sawah lain di dekatnya saat ini. Selama engkau mengalami proses menyakitkan ini, para petani memasang sebuah orang orangan  sawah pria yang gagah untuk menemani dambaan mu itu, dan mereka telah menjadi sepasang kekasih.”

Bambu itu terdiam lama. Kemudian air matanya mengalir, namun bibirnya tersenyum.
“Tukang kayu, aku tetap pada pendirianku, aku ingin tetap dekat orang orngan sawah itu, sekalipun aku melihat mereka selalu berdua dan berkasih kasihan. Aku hanya mau mengalirinya dengan kasih sayangku. Tidak ada mahluk apapun yang mampu mencegah aku mencintainya, karena cinta itu adalah milik ku sendiri” jawab bambu itu.

“Toh aku pun tidak akan pernah dapat memilikinya, karena dia adalah orang orangan sawah sementara aku bambu.. bambu yang terpotong potong..”.

“baiklah, jadi akan kita lanjutkan kalau begitu..” kata tukang kayu.
Maka, tukang kayu itu mulai melakukan proses akhir, bambu itu dipoles oleh suatu zat, kemudian dibelah menjadi dua masingmasing ruasnya, dipasang dengan rapih melintang dari tepian sungai ke arah orang orangan sawah itu, diberi perekat, dan akhirnya dialirkan air sungai di atas tubuhnya. Dimana akhirnya air selalu mengair diatasnya.
Kini, bukan hanya tubuhnya yang berubah, suaranya yang awalnya adalah gemerisik daun bambu dan gesekan buluh bambu, kini menjadi gemericik air.

Hari demi hari dilalui bambu tersebut, memang ia diletakkan di lumpur sawah, ia tidak tinggi dan gagah seperti dulu, tapi kini ia melihat banyak hal indah di alam yang lebih terbuka dibanding saat tinggal bersama rumpunnya, kini ia mampu melihat matahari terbit dengan lebih jelas, merasakan air hujan tanpa gangguan daun daun yang menghalangi, perubahan awan dan pergantian cuaca, bintang bintang, bulan dan kunang kunang, serta wajah cantik yang disayanginya dan menjadi dambaan hatinya. Ternyata, ia bukan hanya memberi kesejukan untuk orang orangan sawah cantik yang dicintainya, tetapi juga berguna untuk mengairi sawah dengan air sungai, dan membuat suasana menjadi lebih teduh dan riang.

Tidak sekalipun keberadaan orang-orangan sawah tampan di sebelahnya pernah mengganggu hatinya, karena rasa sayangnya melebihi semua itu, ia bahkan bersyukur, bila orang orangan sawah itu menemukan cinta yang sepadan untuknya, bahkan bila mungkin sebesar cintanya untuk wanita itu.
Ia juga tidak pernah mempedulikan rasa sakit dari pengorbanan yang pernah dia tempuh demi bisa dekat dengan kekasihnya hatinya, orang orangan sawah berselendang merah yang dicintainya.
Ia hanya ingin, orang orangan sawah cantik itu bahagia.

 

Jika SUDAH HATI Memilih dan meMUTUSkan HIDUP BerSANDING CINTA.., Meski pun REALITA CINTA TAK HARUS MeMILIKI, DENYUT JANTUNG DAN HELAAN NAFAS TIDAK akan BANYAK MeNUNTUT selain SEMUA YANG ADA untuk memBUAT yang diCINTAInya BAHAGIA…

(GO.012022)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.